Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup dari Masa ke Masa
Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup dari Masa ke Masa - merupakan materi lanjutan dari Klasifikasi, yang berisikan penjelasan tentang sejarah bagaimana suatu sistem klasifikasi makhluk hidup berkembang.
Dikesempatan kali inilah sahabat gen akan belajar tahap demi tahap mengenai perkembangan klasifikasi makhluk hidup tersebut. Mulai dari sistem klasifikasi makhluk hidup Pra-Linnaeus hingga sistem klasifikasi 7 kingdom saat ini.
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DARI MASA KE MASA
Dalam sejarahnya, klasifikasi makhluk hidup sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Tokoh filsafat Yunani, yaitu Aristoteles (384 - 322 SM), sudah pernah melakukan klasifikasi makhluk hidup dimana Ia membagi makhluk menjadi dua kelompok yaitu Hewan dan Tumbuhan. Seiring perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, sistem klasifikasi juga mengalami perkembangan serta banyak mengalami perubahan dari masa ke masa sebab semakin banyak penemuan-penemuan baru di bidang biologi seperti penemuan bakteri atau monera bahkan makhluk hidup protista).
Di bawah ini gen sukses media akan lebih memperjelas tahap-tahap perkembangan sistem klasifikasi tersebut.
Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Pra-Linnaeus
Pada masa Pra-Linnaeus, sistem klasifikasi makhluk hidup ini dilakukan melalui dasar pengamatan ciri-ciri morfologis yang tampak pada suatu makhluk hidup. Di masa ini, seorang ahli filsafat Yunani, Aristoteles (384 SM - 322 SM), memiliki peranan besar dalam perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup. Di masa ini, makhluk hidupp baru diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yakni tumbuhan dan hewan. Meskipun begitu, sebenarnya di masa Pra-linnaeus ini klasifikasi sudah dilakukan secara merinci, dimana hewan-hewan diberi nama berdasarkan manfaat yang dimilikinya atau berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Hanya saja orang-orang terdahulu belum menyadari akan sistem klasifikasi makhluk hidup. Hal unik disini adalah klasifikasi hanya dilakukan dalam waktu sangat singkat sebab orang hanya mengetahui dan mengelompokkan makhluk hidup dalam dua kelompok yaitu hewan atau tumbuhan.
Sistem Klasifikasi 2 Kingdom
Sistem klasifikasi 2 kingdom merupakan awal mula majunya perkembangan sistem taksonomi. Pada masa ini, dikenal dua istilah kingdom yakni kingdom animalia (hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan). Pada masa inilah ilmuan bernama C. Linnaeus (asal swedia) berperan besar dalam perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem ini diterapkan pada tahun 1735. Namun sistem ini dianggap belum sempurna dan masih memiliki beberapa kekurangan, seperti penggolongan makhluk hidup yang tentunya masih terlalu umum serta kurang spesifiknya penggolongan tersebut. Akibatnya, terdapat beberapa jenis makhluk hidup yang tidak dapat digolongkan pada kedua kingdom tersebut. Meskipun begitu, sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap sebagai cikal bakal atau pengarah utama untuk menuju sistem kingdom berikutnya.
Sistem Klasifikasi 3 Kingdom
Jika sebelumnya Linnaeus mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 kingdom, selanjutnya Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 3 kingdom. Sistem klasifikasi 3 kingdom ini terdiri atas kingdom animalia (hewan), kingdom plantae (tumbuhan), dan kingdom protista (organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana). Awal mula dimasukkannya protista menjadi salah satu kingdom adalah ketika makhluk hidup bersel satu mulai ditemukan. Makhluk bersel satu ini dibagi menjadi 2 filum, dimana filum pertama ialah filum protozoa (penyebutan untuk makhluk bersel satu yang dapat bergerak) dan filum kedua ialah filum thallophyta (penyebutan untuk makhluk bersel satu seperti alga dan bakteri). Keunikan dari kingdom protista yang baru tersebut adalah memiliki sifat hewan dan tumbuhan sekaligus.
Namun pada perkembangannya, sistem klasifikasi 3 kingdom ini masih belum sempurna. Bakteri yang termasuk ke dalam makhluk hidup tidak dapat dimasukkan diantara kingdom tersebut. Hal ini karena bakteri termasuk organisme mikroskopis tanpa inti sel. Terlepas dari hal tersebut, sistem klasifikasi 3 kingdom tentu sudah lebih menunjukkan kemajuan dibandingkan sistem sebelumnya dimana organisme bersel satu atau multiseluler sederhana telah memiliki kingdom tersendiri, mengingat organisme tersebut sangat berbeda dengan hewan maupun tumbuhan.
Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
Penemuan klasifikasi 4 kingdom dilakukan oleh Copeland dan Whittaker. Dua ilmuan tersebut sama-sama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom, namun keduanya memiliki sistem yang berbeda.
Copeland sendiri mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom berupa kingdom monera, kingdom protoctista, kingdom metaphyta, dan kingdom metazoa. Adapun Whittaker, ia mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom fungi, dan kingdom protista. Jika sahabat gen ingin mengetahui sistem klasifikasi 4 kingdom yang dikemukakan oleh Copeland, silahkan kunjugi "Pembahasan Sistem Klasifikasi 4 Kingdom oleh Copeland".
Sistem yang umum digunakan dan menjadi perkembangan selanjutnya adalah sistem yang dikemukakan oleh Whittaker, dimana terdapat tambahan kingdom fungi. Fungi sendiri mempunyai karakteristik atau ciri yang hampir sama dengan tumbuhan, hanya saja memiliki beberapa karakteristik atau ciri yang berbeda, karena hal tersebutlah dalam perjalanannya fungi dijadikan satu kingdom tersendiri. Fungi adalah organisme heterotrof yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, lain halnya dengan tumbuhan yang mampu untuk mensintesis makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Jamur atau fungi tidak dapat melakukan proses pencernaan sendiri seperti tumbuhan.
Penemuan klasifikasi 4 kingdom dilakukan oleh Copeland dan Whittaker. Dua ilmuan tersebut sama-sama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom, namun keduanya memiliki sistem yang berbeda.
Copeland sendiri mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom berupa kingdom monera, kingdom protoctista, kingdom metaphyta, dan kingdom metazoa. Adapun Whittaker, ia mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom fungi, dan kingdom protista. Jika sahabat gen ingin mengetahui sistem klasifikasi 4 kingdom yang dikemukakan oleh Copeland, silahkan kunjugi "Pembahasan Sistem Klasifikasi 4 Kingdom oleh Copeland".
Sistem yang umum digunakan dan menjadi perkembangan selanjutnya adalah sistem yang dikemukakan oleh Whittaker, dimana terdapat tambahan kingdom fungi. Fungi sendiri mempunyai karakteristik atau ciri yang hampir sama dengan tumbuhan, hanya saja memiliki beberapa karakteristik atau ciri yang berbeda, karena hal tersebutlah dalam perjalanannya fungi dijadikan satu kingdom tersendiri. Fungi adalah organisme heterotrof yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, lain halnya dengan tumbuhan yang mampu untuk mensintesis makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Jamur atau fungi tidak dapat melakukan proses pencernaan sendiri seperti tumbuhan.
Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Kingdom ini dianggap sebagai penyempurna dari sistem klasifikasi sebelumnya. Namun, klasifikasi ini juga masih dianggap memiliki kelemahan. Sistem klasifikasi 5 kingdom yang ada dan dipakai sebelumnya belum mampu mengklasifikasikan kingdom monera yang khas secara tepat. Hal ini terjadi sebab pada kingdom monera tersebut masih terdapat banyak perbedaan yang signifikan diantara anggotanya, seperti dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid, dan lainnya.
Kingdom ini dianggap sebagai penyempurna dari sistem klasifikasi sebelumnya. Namun, klasifikasi ini juga masih dianggap memiliki kelemahan. Sistem klasifikasi 5 kingdom yang ada dan dipakai sebelumnya belum mampu mengklasifikasikan kingdom monera yang khas secara tepat. Hal ini terjadi sebab pada kingdom monera tersebut masih terdapat banyak perbedaan yang signifikan diantara anggotanya, seperti dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid, dan lainnya.
Sistem Klasifikasi 6 Kingdom
Sistem klasifikasi makhluk hidup menjadi 6 kingdom pertama kali dikemukakan oleh ilmuan asal Amerika bernama Carl Woese pada tahun 1977. Carl Woese membagi 6 klasifikasi yakni kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom protista, kingdom mycota, kingdom eubacteria, dan kingdom archaebacteria.
Awal mula dilakukannya klasifikasi 6 kingdom ini adalah karena adanya penemuan monera archaebacteria di samudera. Ternyata archaebacteria tersebut memiliki perbedaan dengan kingdom monera lainnya yang merupakan eubacteria. Berdasarkan penelitian, archaebacteria lebih menyerupai sel eukariotik. Pada masa ini banyak ilmuan yang pro dan kontra terhadap pengklasifikasian kingdom monera ada. Terlepas dari itu, terdapat beberapa ilmuan menganggap bahwa kingdom monera sudah mencakup eubacteria dan juga archaebacteria sekaligus. Hal ini sebenarnya tetap disetujui banyak pihak ilmuan dengan alasan bahwa penjelasan mengenai kingdom monera menjadi lebih spesifik sehingga dapat mempermudah proses penelitian lebih lanjut.
Sistem klasifikasi makhluk hidup menjadi 6 kingdom pertama kali dikemukakan oleh ilmuan asal Amerika bernama Carl Woese pada tahun 1977. Carl Woese membagi 6 klasifikasi yakni kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom protista, kingdom mycota, kingdom eubacteria, dan kingdom archaebacteria.
Awal mula dilakukannya klasifikasi 6 kingdom ini adalah karena adanya penemuan monera archaebacteria di samudera. Ternyata archaebacteria tersebut memiliki perbedaan dengan kingdom monera lainnya yang merupakan eubacteria. Berdasarkan penelitian, archaebacteria lebih menyerupai sel eukariotik. Pada masa ini banyak ilmuan yang pro dan kontra terhadap pengklasifikasian kingdom monera ada. Terlepas dari itu, terdapat beberapa ilmuan menganggap bahwa kingdom monera sudah mencakup eubacteria dan juga archaebacteria sekaligus. Hal ini sebenarnya tetap disetujui banyak pihak ilmuan dengan alasan bahwa penjelasan mengenai kingdom monera menjadi lebih spesifik sehingga dapat mempermudah proses penelitian lebih lanjut.
Sistem Klasifikasi 7 Kingdom
Sistem klasifikasi 7 kingdom pertama kali dikembangkan dan dikemukakan oleh ilmuan bernama Cavalier-Smith pada tahun 1998. 7 kingdom yang dimaksud ini mencakup kingdom animalia, plantae, protista, chromista, eumycota, eubacteria, dan archaebacteria.
Dasar klasifikasi dari sistem ini adalah dua kelas utama makhluk hidup yakni eukariotik dan prokariotik. Selanjutnya, organisme eukariotik terbagi lagi menjadi 5 kingdom utuh yaitu animalia, plantae, protista, eumycota, dan chromista. adapun organisme prokariotik ini terbagi menjadi 2 kingdom utuh yaitu eubacteria dan archaebacteria.
Dalam klasifikasi 7 kingdom terdapat jenis kingdom baru, yaitu kingdom chromista. Kingdom chromista mencakup organisme yang berasal dari kingdom fungi serta protista, terdiri atas oomycota, hyphochytriomycota, bacillariophyta, xanthophyta, silicoflagellates, chrysophyta, dan phaeophyta. Beberapa jenis organisme tersebut memiliki perbedaan dengan kingdom asalnya karena organisme tersebut memiliki klorofil a dan klorofil c. Organisme yang disebutkan tadi tidak menyimpan makanan sebagai amilum melainkan dalam bentuk minyak, dan juga perlu diketahui bahwa terdapat keunikan pada organisme tersebut berupa mampu menghasilkan sel dengan dua flagella yang berlainan.
Klasifikasi kingdom yang terakhir ini dianggap lebih sempurna dari klasifikasi sebelumnya sebab sudah mampu mengklasifikasikan berbagai kingdom yang ada menjadi lebih spesifik.
Berkaca dari sejarah, mengenai Perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup dari masa ke masa - tidak menutup kemungkinan kelak akan ditemukan klasifikasi baru lagi. Seiring dengan kemajuan teknologi, kemungkinan ditemukannya spesies-spesies baru masih sangat mungkin terjadi.
Oke sahabat gen semoga penjelasan di atas dapat menambah wawasan kita semua. Terima kasih telah hadir di postingan kali ini, sampai jumpa pada postingan berikutnya.
Sistem klasifikasi 7 kingdom pertama kali dikembangkan dan dikemukakan oleh ilmuan bernama Cavalier-Smith pada tahun 1998. 7 kingdom yang dimaksud ini mencakup kingdom animalia, plantae, protista, chromista, eumycota, eubacteria, dan archaebacteria.
Dasar klasifikasi dari sistem ini adalah dua kelas utama makhluk hidup yakni eukariotik dan prokariotik. Selanjutnya, organisme eukariotik terbagi lagi menjadi 5 kingdom utuh yaitu animalia, plantae, protista, eumycota, dan chromista. adapun organisme prokariotik ini terbagi menjadi 2 kingdom utuh yaitu eubacteria dan archaebacteria.
Dalam klasifikasi 7 kingdom terdapat jenis kingdom baru, yaitu kingdom chromista. Kingdom chromista mencakup organisme yang berasal dari kingdom fungi serta protista, terdiri atas oomycota, hyphochytriomycota, bacillariophyta, xanthophyta, silicoflagellates, chrysophyta, dan phaeophyta. Beberapa jenis organisme tersebut memiliki perbedaan dengan kingdom asalnya karena organisme tersebut memiliki klorofil a dan klorofil c. Organisme yang disebutkan tadi tidak menyimpan makanan sebagai amilum melainkan dalam bentuk minyak, dan juga perlu diketahui bahwa terdapat keunikan pada organisme tersebut berupa mampu menghasilkan sel dengan dua flagella yang berlainan.
Klasifikasi kingdom yang terakhir ini dianggap lebih sempurna dari klasifikasi sebelumnya sebab sudah mampu mengklasifikasikan berbagai kingdom yang ada menjadi lebih spesifik.
Berkaca dari sejarah, mengenai Perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup dari masa ke masa - tidak menutup kemungkinan kelak akan ditemukan klasifikasi baru lagi. Seiring dengan kemajuan teknologi, kemungkinan ditemukannya spesies-spesies baru masih sangat mungkin terjadi.
Oke sahabat gen semoga penjelasan di atas dapat menambah wawasan kita semua. Terima kasih telah hadir di postingan kali ini, sampai jumpa pada postingan berikutnya.
Rujukan materi:
- Prakosa, Bima. 2018. Keanekaragaman Hayati dan Klasifikasi Makhluk Hidup. Yogyakarta: Sentra Edukasi Media.
Belum ada Komentar untuk "Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup dari Masa ke Masa"
Posting Komentar